Weblog pernikahan Emil dan TinTin. Mohon keikhlasannya serta do'a restunya agar kami dapat mencapai pernikahan yang barokah, serta menjadi keluarga yang sakinah (tentram), mawaddah (ketulusan cinta), warrahmah (dan kasih sayang).. Anda bisa mengomentari beberapa tulisan, bila memang ada link untuk itu. Bila ingin menuliskan ucapan serta doa, silakan gunakan link "Ucapan". Terima kasih...

"Orang yang paling buruk di antara kalian ialah yang melajang (membujang), dan seburuk-buruk mayat (di antara) kalian ialah yang melajang (membujang)" (HR Imam, diriwayatkan juga oleh Abu Ya'la dari Athiyyah bin Yasar)


Kalimat itu sering dilontarkan dari seorang teman yang telah menikah ke teman yang belum menikah. Memang dituturkan dalam bentuk sindiran, tetapi hadist tersebut cukup dalam untuk diselami.

Pemuatan hadist tersebut bukan untuk menyindir pihak lain. Memang, kita tidak pernah bisa tahu apa Grand Scenario yang diatur oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Paling tidak--menurut literatur yang kami baca--sudah ada niat untuk tidak membujang. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala menolong kita yang telah mempunyai niat. Kalau belum lurus niatnya, mudah-mudahan Allah mensucikan niat dan prasangkanya. Kalau telah kuat tekadnya, mudah-mudahan Allah menyegerakan terlaksananya pernikahan yang barokah dan dipenuhi ridha-Nya.

Tak banyak yang dapat kami ceritakan bagaimana kami berdua sepakat untuk melangsungkan pernikahan. Akan tetapi, ada satu benang merah yang dapat kami tarik dari mana awal mulanya. Mungkin, semuanya berawal dari kesamaan literatur yang kami baca. 







Buku tersebut merupakan karangan dari Mohammad Fauzil Adhim, "Kupinang Engkau dengan Hamdalah". Buku ini salah satu dari trilogi "Kupinang Engkau dengan Hamdalah", buku keduanya berjudul "Mencapai Pernikahan Barakah", dan yang ketiga berjudul "Disebabkan oleh Cinta, Kupercayakan Rumahku Padamu".

Ketertarikan kami satu dan yang lainnya mungkin adalah sesuatu yang tidak lumrah atau malah sesuatu yang cliché di era iPhone seperti sekarang ini. Tapi, memang itulah yang terjadi. Kami memandang ke arah yang sama. Ke suatu titik yang kami anggap dapat membawa kami ke suatu tempat yang lebih hakiki dari sekarang ini. Bagaimana kami memandang skenario kehidupan yang dilalui oleh dua insan nantinya, serta landasan apa yang akan dianggap kuat untuk menopang itu semua...

Menyegerakan menikah

"Apa yang menghalangi seorang mukmin untuk mempersunting istri? Mudah-mudahan Allah mengarunianya keturunan yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat la ilaha illallah."

Ada hal yang kami garis bawahi di komitmen kami sendiri. Bahwa menyegerakan menikah bukan berarti terburu-buru menikah. Memang perbedaanya tipis sekali. Tapi tidak di kami. Kami memang tidak melalui tahap yang sering disebut orang-orang masa berpacaran. Ketika kami saling mengetahui kesamaan pandang, maka kami sepakat untuk merencanakan pernikahan. Tidak ada unsur memaksakan waktu di sini. Kami merasa bahwa kami sudah (sangat) dewasa untuk melangkah ke institusi pernikahan. Seperti di blog yang kami tautkan di sini, ada pendapat dari seorang teman tentang menyegerakan menikah.

Alhamdulillah, kami telah mengadakan acara lamaran di kediaman Emil pada tanggal 09 September 2007 hari Minggu pagi dengan dua hari sebelumnya kami mempertemukan orang tua kami. Acara tersebut memang terbatas hanya untuk keluarga dekat. Pada acara itu pula lah, kami menyepakati acara Akad Nikahnya Insya Allah akan dilangsungkan pada tanggal 27 Oktober 2007 pagi hari di tempat yang sama, yang kemudian dilangsungkan Walimatul Ursy di Jakarta pada malam harinya. Walimatul Ursy juga diselenggarakan di Palembang satu minggu setelahnya, tepatnya pada tanggal 04 November 2007 Malam.

Mohon do'a restu

Beberapa literatur tentang pernikahan yang pernah kami baca, bahwa bila ada yang menikah maka janganlah mengatakan "Semoga bahagia dan banyak anak", karena sesungguhnya Raulullah salallahu alaihi wassalam telah melarang hal tersebut. Melainkan ucapan "Baarakallahu likulli waahidin minkumaa fii shohibih, wa jama'a bainakumaa fi khoirin" yang artinya "Semoga Allah membarokahi pernikahannya dan menghimpun kalian berdua dalam kebaikan".

Kami juga mengharapkan Anda untuk mengikhlaskan serta memberikan do'a restu dan mendo'akan kami agar kami mendapat barokah dari pernikahan ini. Agar kami dapat memiliki keluarga sakinah (tentram), mawaddah (ketulusan cinta), warrahmah (dan kasih sayang). 

Aamin, yaa rabbal alamiin..

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]